CUKUP DIBALIK PINTU Cukup dibalik pintu rumahmu segala kemesraan itu, cukup dibalik pintu kamar segala cumbu rayu. Jagalah perasaan para p...
CUKUP DIBALIK PINTU
Cukup dibalik pintu rumahmu segala kemesraan itu, cukup dibalik pintu kamar segala cumbu rayu. Jagalah perasaan para pemuda yang belum menikah, dan pemudi yang sedang menanti.
Jaga marwahmu di depan khalayak ramai. Meskipun kalian sudah menikah, tidak sepatutnya bermesraan di tempat umum apalagi sampai menyebarkannya di sosial media.
Perhatikanlah adab-adab dalam bepergian, jangan sampai perjalananmu menimbulkan banyak mudharat bagi para lelaki. Pikiran mereka yang masih lajang menjadi 'liar' melihat 'adegan' yang kalian pertontonkan.
Tidak tenang hati mereka, tidak khusyuk shalat mereka, tidak nyenyak tidur mereka karena membayangkan hal yang -bagi mereka- belum saatnya.
Jaga izzahmu wahai suami,
Jaga marwahmu duhai istri
Dahulu, para muslimah sangat tinggi rasa malunya. Tidak mau berjalan jika di belakang mereka ada lelaki, tidak mau berkumpul jika disana ada lelaki tidak mahram membersamai, tidak menampakkan keanggunan kecuali untuk suami.
Sekarang, banyak hal tidak patut diumbar, dengan alasan “Kan Sudah Halal”.
Tidak saudaraku, kemesraan kalian cukup dibalik pintu. Di luar rumah, tampillah sebagai suami yang terhormat dan istri yang terjaga.
By
Muhamad Hidayat
Cukup dibalik pintu rumahmu segala kemesraan itu, cukup dibalik pintu kamar segala cumbu rayu. Jagalah perasaan para pemuda yang belum menikah, dan pemudi yang sedang menanti.
Jaga marwahmu di depan khalayak ramai. Meskipun kalian sudah menikah, tidak sepatutnya bermesraan di tempat umum apalagi sampai menyebarkannya di sosial media.
Perhatikanlah adab-adab dalam bepergian, jangan sampai perjalananmu menimbulkan banyak mudharat bagi para lelaki. Pikiran mereka yang masih lajang menjadi 'liar' melihat 'adegan' yang kalian pertontonkan.
Tidak tenang hati mereka, tidak khusyuk shalat mereka, tidak nyenyak tidur mereka karena membayangkan hal yang -bagi mereka- belum saatnya.
Jaga izzahmu wahai suami,
Jaga marwahmu duhai istri
Dahulu, para muslimah sangat tinggi rasa malunya. Tidak mau berjalan jika di belakang mereka ada lelaki, tidak mau berkumpul jika disana ada lelaki tidak mahram membersamai, tidak menampakkan keanggunan kecuali untuk suami.
Sekarang, banyak hal tidak patut diumbar, dengan alasan “Kan Sudah Halal”.
Tidak saudaraku, kemesraan kalian cukup dibalik pintu. Di luar rumah, tampillah sebagai suami yang terhormat dan istri yang terjaga.
By
Muhamad Hidayat